Headlines News :
Home » , , » Bekerja Melalui Perbedaan Kita: Mengikuti cara Alkitab

Bekerja Melalui Perbedaan Kita: Mengikuti cara Alkitab

Posted by Unknown on Kamis, 25 Oktober 2012 | 25.10.12


Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yohanes 17:20, 21).

Hanya beberapa jam sebelum pengorbanan-Nya untuk dunia yang bersalah, Yesus memohon kepada Bapa-Nya untuk karakteristik penting dari orang-orang yang akan menempatkan iman mereka kepada-Nya dan berbagi kabar baik keselamatan-Nya. Yesus tahu bahwa mereka membutuhkan satu hal bahkan lebih dari apa yang mereka butuhkan untuk keberanian atau keselamatan atau kefasihan atau ketekunan: mereka perlu menilai dan melestarikan pemberian kesatuan Tuhan yang harus selalu melambangkan gereja-Nya

Doa Yesus sangat sesuai untuk kebutuhan aktual para pengikut-Nya. Seperti yang kita lihat dalam kolom Panorama Sedunia bulan Juni, “Konflik dalam Gereja,” pada zaman tahun-tahun awal gere- ja ada kuasa Ilahi dan kelemahan manusia. Dalam kolom tersebut kita melihat beberapa tantangan spesifik yang dihadapi gereja dan bagaimana hal itu diselesaikan (lihat http://www.adventistworld.org/issue.php?issue=2012-1006&page=8 In).

Dari fondasi tersebut, sekarang kita akan melihat lebih dekat bagaimana rasul membahas isu-isu yang dihadapi gereja dalam dewan di Yerusalem yang dicatat dalam Kisah Para Rasul pasal 15. Berbagai pengalaman melalui pimpinan Roh Kudus kepada orang percaya memberikan kekayaan tuntunan bagi gereja-Nya saat ini. Secara khusus, kita dapat belajar banyak dari diskusi tentang bagaimana orang bukan Yahudi dapat menjadi anggota gereja. Dari catatan yang diberikan Lukas kepada kita, jelas bahwa ada banyak perdebatan tentang masalah ini selama beberapa tahun. Masalah ini akhirnya sampai di sebuah krisis ketika orang Kristen dari Yudea tiba di Antiokhia, mengklaim bahwa orang bukan Yahudi dapat diselamatkan hanya jika mereka akan disunat dan memelihara hukum Musa, yang berarti mengutamakan aspekhukum seremonial (Kisah Para Rasul 15:1, 5 ).

Sengketa ini menjadi begitu serius sehingga banyak yang takut sebuah perpecahan di dalam gereja akan terjadi. Orang percaya Antiokhia mengutus Paulus dan Barnabas bersama-sama dengan para pemimpin lokal lainnya ke Yerusa- lem untuk menempatkan pertanyaan di hadapan para rasul dan penatua pada sesi yang beberapa orang sebut “Pertemuan General Conference” pertama, di mana delegasi dari berbagai gereja akan bertemu secara umum untuk berpikir, berdiskusi, dan berdoa bersama-sama. Dari wawasan yang disediakan oleh Ellen G. White, tampaknya ada diskusi yang cukup hangat! (Lihat The Acts of the Apostles, hlm. 190, 191). Karena ide yang berbeda dikemukakan sehubungan dengan apa yang sebenarnya terjadi pada pertemuan ini, adalah penting untuk melihat lebih dekat proses para rasul dan penatua gunakan untuk mencapai mufakat.



Semangat Interaksi

Kata-kata Lukas dalam Kisah Para Rasul 15:2, 7 dapat dipahami secara positif dalam arti, “studi, penyelidikan” atau secara negatif sebagai “bersengketa” atau bahkan “berdebat.” Sikap tersebut—Semangat—di mana kita menyelidiki subyek kontroversial yang akan memiliki dampak yang dramatis pada hasil diskusi: Apakah kita ingin serius belajar, atau hanya untuk sengketa dan perdebatan? Apakah kita bersedia untuk mendengarkan—benar-benar mendengarkan—kepada mereka dengan siapa kita tidak setuju? Apakah kita percaya bahwa Tuhan dapat mengajarkan kita sesuatu sementara kita bersama-sama mencari untuk menemukan jawaban?

“Kita harus memiliki kebijaksanaan yang lebih besar dari yang kita miliki sehubungan dengan tata cara di mana kita memperlakukan mereka yang dalam beberapa poin iman pada dasarnya berbeda dari kita,” tulis Ellen White lebih dari satu abad lalu. “Adalah tidak pantas bagi siapa saja yang mengaku menjadi pengikut 2 Kristus untuk menjadi tajam dan bersi- kap mengadu, membungkuk tetapi untuk mengejek pandangan orang lain. Roh mengkritik tidak melayakkan manusia untuk menerima cahaya yang Allah ingin kirimkan bagi mereka, atau untuk melihat bukti dari pada kebenaran tersebut.“


Tuntunan dari Visi Pemberian Allah

Elemen penting lainnya dari proses yang digunakan dewan di Yerusalem adalah bahwa diangkatnya isu tersebut untuk menekankan untuk mengingat kembali tuntunan dari visi pemberian Ilahi yang memberikan dorongan untuk fase baru dalam pemahaman gereja me- ngenai misinya. Khotbah Petrus yang pertama kali tercatat untuk dewan tersebut mengingatkan pilihan Allah bahwa melalui dia orang bukan Yahudi akan mendengar Injil dan percaya (Kisah Para Rasul 15:7). Kisah Para Rasul 10 menjelaskan secara rinci bagaimana hal itu terjadi: Tuhan memberikan penglihatan kepada Petrus tiga kali, serta penglihatan untuk Cornelius, menyebabkan penerimaan Injil dan pencurahan Roh Kudus atas perwira dan keluarganya. Penglihatan Petrus digambarkan dua kali dan telah dijelaskan (Kis. 10:28), sebagaimana halnya dengan penglihatan kepada Kornelius (Kis. 11:13, 14)

Dalam pertemuan tersebut, ada kesaksian yang luar biasa dari pekerjaan Allah melalui Petrus, Paulus, dan Barnabas untuk keselamatan orang bukan Yahudi yang menegaskan apa yang sudah ditunjukkan oleh visi Ilahi (Kis. 15:8-12). Roh itu memberikan inisiatif melalui karunia nubuat untuk menuntun gereja terus maju dalam misinya untuk dunia.


Diskusi dan Belajar

Dilihat dari pertimbangan kita yang sangat singkat, hal ini tampaknya mengambil beberapa waktu agar para delegasi di dewan tersebut menyetujui dasar Alkitabiah bagi kehendak Allah dalam hal ini (seperti yang terjadi sebelum Pentakosta dalam memilih rasul kedua belas [Kisah Para Rasul 1: 15-26]). Setelah banyak diskusi dari kedua belah pihak, Yakobus mengakui penggenapan nubuat dari apa yang rasul tersebut jelaskan, dan mengutip Amos 9:11, 12 (lihat Kisah Para Rasul 15:16, 17) untuk mengkonfirmasi bahwa Tuhan memang mengambil orang bukan Yahudi untuk bersatu dengan orang Yahudi yang percaya.

Saat ia menyimpulkan bahwa orang percaya bukan Yahudi tidak diharuskan memeluk semua hukum Yahudi tetapi hanya empat persyaratan dasar untuk membawa mereka kepada keharmonisan dan persekutuan dengan orang Yahudi yang percaya, Yakobus hanya mengumumkan “keputusan haruslah dari dewan ini.” 3 Keempat persyaratan tersebut mewakili standar minimum yang diperlukan orang asing yang ingin untuk tinggal di Israel pada zaman Musa, dan bahkan diberikan dalam urutan yang sama (bandingkan Kis. 15:20 dengan Im. 18- 20). Keputusan yang timbul dari dewan di Yerusalem tidak semata-mata, solusi pragmatis berdasarkan kebutuhan sesaat saja, tetapi hasil dari berhati-hati, berdoa sambil belajar dari firman dalam terang yang menemukan kehendak Allah.


Sebuah Proses Sukses

Kita dapat melihat dengan jelas bahwa di Antiokhia dan Yerusalem diskusi yang “hidup” berlangsung, di mana semua dapat berbagi dalam keyakinan mengenai isu-isu kontroversial dan pada dasarnya mengakui perbedaan mereka. Ketika perselisihan menjadi terlalu kontroversial di Antiokhia, semua pihak sepakat untuk membawa masalah ini ke dewan umum di Yerusalem, di mana delegasi dari gereja lain berkumpul. Sementara itu, disepakati untuk menunda kontroversi dan menunggu dengan sabar untuk keputusan dewan umum, yang mana akan “diterima secara universal oleh gereja yang berbeda di seluruh dunia.” Tentu tidak mudah untuk menunggu, hal tersebut memerlukan agar menyerah dari keyakinan sendiri dan segera melaksanakan kebijaksanaan dari kelompok yang lebih luas.

Di Yerusalem, setelah “diskusi hidup” yang lain, tuntunan Roh adalah bukti sementara Petrus menyatakan tuntunan Tuhan melalui penglihatan, dan bukti telah diberikan bahwa bangsa bukan Yahudi (sebagaimana orang Yahudi) menerima karunia Roh Kudus. Pengalaman ini dikonfirmasi oleh kebenaran Alkitab, dan membawa persetujuan bahwa syarat kepada bangsa bukan Yahudi yang bertobat hanya dengan beberapa persyaratan yang telah ditentukan dalam kitab Imamat.


Mengikuti Contoh Alkitabiah

Sebagaimana kita menghadapi masalah yang sulit dan menantang dalam gereja saat ini, sangat penting bahwa kita juga mengikuti contoh dari Alkitab dalam bekerja sama untuk mencari solusi. Pada Pertemuan General Conference 2010 di Atlanta, salah satu delegasi, seorang ketua dari sebuah konferens di Amerika Serikat, “menyerukan praktik gereja mengenai pengurapan diselidiki ulang.” menangani seruan ini dengan sangat serius, administrasi gereja berkomitmen untuk secara komprehensif, di seluruh dunia mempelajari tentang penahbisan, terma- suk kelayakan untuk menahbiskan seo- rang wanita untuk pelayanan Injil.

Proses tersebut saat ini sedang berlangsung di 13 divisi sedunia dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, di mana Biblical Research Committees (BRCs)— Komite penelitian Alkitab—telah dibentuk. Selama pertemuan ini banyak diskusi, pelajaran, dan doa yang dilakukan. Perbedaan pemikiran sedang dibagikan; aspek yang berbeda dari penahbisan sedang diteliti. Anggota komite ini akan menemukan landasan bersama sedapat mungkin, dan saat perbedaan terjadi, laporan terpisah akan dibuat dari berbagai kelompok dalam komite penelitian yang sama.

Pada bulan November 2013, masing-masing komite di divisi pada pertemuan akhir tahun akan meninjau studi dan laporan yang disusun oleh komite penelitian Alkitab divisi masing-masing, dan kemudian akan merekomendasikan kesimpulan kepada Direktur Biblical Research Institute untuk dipertimbangkan oleh Theology of Ordination Study Committee. Komite Administratif General Conference akan menentukan para anggota komite penelitian yang besar ini, yang mana termasuk juga para perwakilan yang tepat dari masing-masing divisi sedunia.

Komite yang besar ini akan hati-hati meninjau bahan yang diterima dari semua BRCs dari divisi masing-masing, dan akan mempersiapkan sebuah laporan gabungan pada bulan Juni 2014. Laporan itu sendiri akan ditinjau oleh para pemimpin General Conference dan Komite Administratif General Conference. Pada bulan Oktober 2014, laporan terse- but akan dibagikan di rapat tahunan dari eksekutif komite gereja—ini adalah badan musyawarah tertinggi di antara Pertemuan General Conference yang diadakan setiap lima tahun. Komite Eksekutif yang besar itu, yang mewakili dalam dan luasnya gereja sedunia, akan mempertimbangkan laporan tersebut dan memutuskan apa tindakan yang mau diambil lebih lanjut.

Sepanjang diskusi yang penuh dengan ketelitian, kesabaran, penyelidikan, dan diskusi terbuka ini, akan didukung oleh doa seluruh anggota Advent sedunia demi penelitian penting ini.


Datang Bersama dalam Kristus

Sejak awal gerakan Advent dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, anggota telah menemukan kesatuan dengan berfokus pada Kristus dan Firman-Nya. Saat kita berserah kepada firman melalui yang dikemukakan oleh Roh Kudus, kita belajar untuk hidup bersama sebagai tubuh Kristus dengan segala perbedaan dan keragaman. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada perbedaan pendapat di kalangan kita bahkan percaya kalangan yang paling berkomitmen. Untuk alasan itu, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh selalu bekerja melalui Pertemuan General Conference, yang diadakan setiap lima tahun, dan melalui Komite Eksekutif, yang bertemu di antara Pertemuan General Conference. Selama sesi tersebut, delegasi dan anggota komite eksekutif membangun pemahaman di mana gereja secara global menegaskan keyakinan Alkitabiahnya, mengatur misi menginjilan, menyatakan pekabaran tiga malaikat, dan secara rohani memelihara anggotanya dalam sebuah hubungan dengan Kristus.

Persatuan telah dinyatakan berkalikali dalam Pertemuan General Conference dan pertemuan lainnya sebagaimana Roh Kudus memimpin gereja melalui masalah yang sulit. Sedangkan perbedaan pendapat yang diungkapkan terus terang, kita bersepakat untuk bekerja bersa ma-sama sebagai sebuah organisasi di seluruh dunia dengan keyakinan dan praktik yang berdasarkan Alkitab.

Saya memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan terus memimpin gereja-Nya saat ini sebagaimana yang Dia telah lakukan di masa lalu, sementara kita rendah hati datang bersama-sama, berbagi keya- kinan, berdoa mempelajari Firman-Nya, dan tetap terbuka untuk tuntunan-Nya.

1. E. Larsson, “Ze - teo, Ze - - ma,” Exegetical Dictionary of the New Testament, jld. 2, hlm. 102, 103.
2. “Candid Investigation Necessary to an Understanding of the Truth,” The Signs of the Times, 26 Mei 1890.
3. The Acts of the Apostles, hlm. 195.
4. Ibid., hlm. 190.
5. “Adventist Church Administration Commits to Comprehensive Study of Ordination,” oleh Elizabeth Lechleitner. http://www.adventistreview.org/article/3625/ archives/issue-2010-1526/adventist-church-administrationcommits-to-comprehensive-study-of-ordinatio. 

Oleh Ted N. C. Wilson 
Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh General Conference.
Bagikan tulisan ini :
Comments
0 Comments

 
Support : Facebook Group GMAHK Pulomas
Copyright © 2012. Klub Sehat Indonesia - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website, Proudly powered by Blogger