CARA YANG BENAR
MEMELIHARA HARI PERBAKTIAN
(Pelajaran-50)
Sekarang sedikit dipikirkan mengenai bagaimana orang harus hidup pada hari yang suci. Barangkali kebanyakan orang yang hidup dalam zaman modern ini tidak menerima sesuatu hari sebagai hari Allah yang diberkati secara istimewa. Hal ini mungkin benar mengenai orang yang berbakti baik pada hari Jum'at maupun pada hari Minggu. Bagi kebanyakan orang hari-hari tidak mempunyai arti yang istimewa kecuali sebagai satu hari untuk berhimpun atau untuk berbakti. Dalam banyak peristiwa sesudah pulang dari gereja, anggota-anggota akan kembali untuk pekerjaan mereka, atau melanjutkan kegiatan sehari-hari di rumahnya atau akan sering kita temui pemuda atau pemudi ditempat-tempat hiburan seperti bioskop sambil membawa Alkitab. Barangkali ini tidak mengherankan karena kedua hari itu tidak pernah diberkati atau disucikan Allah untuk satu maksud yang suci.
Sebagaimana yang telah disinggung dalam pelajaran sebelumnya, Allah memberkati dan menyucikan hari yang ketujuh dalam cara yang sangat istimewa. Ia sendiri berhenti pada hari itu dan telah menjanjikan berkat-berkat yang istimewa bagi mereka yang menghormati hari itu. Tidak ada masa 24 jam yang lain dalam seluruh sejarah Alkitab yang telah diasingkan untuk penggunaan yang kudus seperti itu.
Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa Allah menulis hukum Sabat bersama-sama dengan 9 azas moral lain dari Sepuluh Hukum, dengan jariNya Sendiri. Undang-undang Musa atau syariat-syariat torat ditulis oleh Musa bukan oleh Allah. Sudah barang tentu Musa diberi ilham untuk menuliskannya. Marilah kita baca bagaimana Allah menulisi 10 hukum atas dua loh batu. "TUHAN memberikan kepadaku kedua loh batu, yang ditulisi jari Allah.." Ulangan 9:10. Setelah bani Israel berbuat dosa dan Musa memecahkan kedua loh batu itu dihadapan mereka, Allah menulis lagi sepuluh hukum ke atas kedua loh batu yang telah disediakan Musa. "Maka Aku akan menuliskan pada loh itu firman-firman yang ada pada loh yang mula-mula yang telah kaupecahkan itu, kemudian letakkanlah kedua loh kedalam tabut itu.....Maka pada loh itu Ia menuliskan, sama dengan tulisan yang mula-mula, Kesepuluh Firman..." Ulangan 10:2,4.
Oleh sebab itu Sabat tampak dalam hukum moral Allah yang tak pernah dapat dihapuskan. Sebenarnya kita diberitahukan bahwa mereka yang tidak mengindahkan salah satu dari peraturan ini, yang termasuk Sabat sebenarnya tidak sungguh-sungguh menurut azas-azas moral Allah yang terdapat dalam sepuluh hukum. "Karena barang siapa yang memegang segenap hukum itu, tetapi melangkahi salah suatu perkara, maka salahlah ia kepada sekaliannya." Yakub 2:10.
Tuhan Allah berhenti pada hari yang ketujuh sesudah menyelesaikan kejadian dunia ini dan "diberkati Allah akan hari yang ketujuh itu serta disucikannya." Kej 2:2, 3. Dengan kata lain Ia menjadikan hari ini suci oleh hadiratNya. Kita tahu bahwa hadirat Allah yang menjadikan sesuatu suci. Tatkala Musa datang ke belukar yang terbakar, berkata Allah, "Janganlah engkau hampir kemari tanggalkanlah kasut daripada kakimu, karena tempat engkau berdiri itu tanah yang suci adanya." Keluaran 3:5.
Karena hadirat Allah dalam Sabat telah menjadikan hari itu suci, Ia menceritakan bagaimana kita harus memperlakukan diri kita pada hari itu. Seperti Musa menanggalkan kasutnya untuk menghormati hadirat Allah, demikianlah harus kita menunjukkan hormat kita kepada hadirat Tuhan pada hari Sabat.
"Ingatlah kamu akan hari sabat, supaya kamu sucikan dia. Bahwa enam hari lamanya hendaklah kamu bekerja dan mengerjakan segala pekerjaanmu, tetapi hari yang ketujuh itulah sabat Tuhan Allahmu, pada hari itu jangan kamu bekerja, baik kamu atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan atau binatangmu atau orang dagang yang ada didalam pintu gerbangmu. Karena dalam enam hari lamanya telah dijadikan Tuhan akan langit dan bumi dan laut dengan segala isinya, maka berhentilah Tuhan akan hari sabat itu dan disucikannya dia." Keluaran 20:8-11. Di sini kita dapati Sabat, hari yang ketujuh disebut, "Sabat Tuhan Allahmu." Itu bukan hari manusia, itu adalah Sabat Tuhan. Karena hari itu adalah hari milik Allah, tidak seorang manusiapun dapat merobahnya. Karena hari itu adalah milikNya Ia mengatakan kepada kita apa yang harus kita perbuat pada hari itu.
Pada hari ini segenap pekerjaan biasa kita atau pekerjaan sehari-hari harus dihentikan. Kalau kita membuka sebuah toko, atau melakukan perdagangan atau membuka sebuah pabrik, maka itu harus ditutup untuk menghormati hari suci Allah. Firman Allah mengatakan kepada kita, "dari masuk matahari sampai kepada masuk matahari, hendaklah kamu berhenti pada sabatmu." Imamat 23:32. Oleh sebab itu sejak matahari terbenam Jum'at petang sampai masuk matahari sabat petang, harus dipersembahkan kepada Tuhan. Sekolah-sekolah harus ditutup. Sang murid harus menyampingkan buku-buku sekolahnya. Pekerjaan yang tidak perlu di rumah harus dihentikan. Semua orang harus menggunakan waktu yang kudus ini untuk perbaktian gembira kepada Khalik. Nehemia memberitahukan kepada kita bahwa semua pembelian dan penjualan harus juga dihentikan Nehemia 13:15-22.
Juga selama hari ini keinginan kita harus dibatasi. "Jikalau engkau menegakkan kakimu daripada membuat kehendakmu pada sabat, yaitu pada hari yang disucikan bagiku, dan engkau membilang sabat itu akan hari kesukaan, yang patut disucikan bagi Tuhan, yang harus dihormati, dan engkau mempermuliakan hari itu dengan tiada menurut jalanmu sendiri atau membuat kehendakmu atau memakai perkataan yang sia-sia; pada masa itu hatimu kelak bersuka cita akan Tuhan, maka akan kujadikan bahwa engkau mengendarai segala ketinggian bumi dan aku akan memberi engkau makan pusaka Yakub, moyangmu itu; demikianlah Firman yang terbit daripada mulut Tuhan."Yesaya 58:13, 14.
Allah telah memberikan kepada manusia enam hari untuk bekerja dan Ia menuntut agar pekerjaan mereka sendiri dilakukan dalam enam hari kerja. Perbuatan yang penting dan kebajikan diizinkan pada hari Sabat, orang sakit dan menderita pada setiap saat perlu dirawat; tetapi pekerjaan yang tidak perlu harus tegas dihindari....'Tidak mempercakapkan urusan sendiri', berkata nabi. Mereka yang memperbincangkan masalah-masalah dagang atau membuat rencana pada Sabat, dianggap oleh Allah seolah-olah mereka melakukan transaksi yang sebenarnya dalam perdagangan. Untuk menyucikan Sabat, janganlah kita mengizinkan pikiran kita memikirk-mikirkan hal-hal yang bersifat duniawi." Patriarchs and Prophets, hal 307, E. G. White.
Tatkala Yesus dituduh oleh orang Yahudi melanggar Sabat, Ia menyahut, "Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat." Matius 12:12. "Selama sebagian dari hari itu, semua harus mendapat kesempatan untuk keluar rumah. Bagaimanakah anak-anak dapat menerima pengetahuan yang lebih benar mengenai Allah, dan pikiran mereka dikesani dengan lebih baik, selain dengan menggunakan sebagian dari waktu mereka keluar, bukan bermain, melainkan bersama-sama dengan orang tua mereka? Biarkan pikiran mereka yang masih muda dihubungkan dengan Allah dalam keindahan pemandangan alam, biarkan perhatian mereka diarahkan kepada tanda-tanda kasihNya kepada manusia dalam karya ciptaanNya dan mereka akan tertarik dan menaruh perhatian." "Hari Sabat harus dijadikan sangat menarik kepada keluarga-keluarga kita sehingga pengulangan setiap pekannya akan dinantikan dengan kesukaan." Testimony for the Church, vol 2, hal 583-585, Mrs. E. G. White.
Membawa keluarga kita ke alam dengan makan di udara luar, bukan untuk bermain, tetapi untuk menggemari keindahan alam luar, sudah barang tentu adalah sesuai dengan pemeliharaan Sabat. Mengunjungi orang sakit, berbicara kepada orang lain tentang kesukaan Yesus melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, menyelamatkan jiwa-jiwa yang hilang, semuanya adalah sesuai dengan rencana Allah bagi jam-jam Sabat.
Alkitab menyebut hari sebelum Sabat, hari "persediaan/persiapan." Yesus meninggal pada hari Jumat dan Yusuf dari Arimathea pergi menghadap Pilatus meminta mayat Yesus. Lalu diturunkannya mayat itu....Hari itu adalah hari persiapan dan hari Sabat hampir mulai. Lukas 23:50-54.
Pada hari "persiapan" segala sesuatu harus dipersiapkan untuk Sabat. Semua pekerjaan membersihkan rumah, menyediakan pakaian, masakan yang utama dan perbelanjaan harus dilakukan sebelum jam-jam Sabat. Alkitab mengatakan, "Besok adalah hari perhentiaan penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." Keluaran 16:23.
Tuhan diperkenankan bilamana segala sesuatu yang dapat dikerjakan disediakan untuk hari Sabat. Namun demikian di beberapa tempat tidak mungkin untuk menyimpan makanan sepanjang malam, karena akan rusak. Dalam keadaan ini sudah tentu adalah sesuai dengan roh Sabat untuk menyediakan makanan untuk hari Sabat pada hari kemarinnya, atau memanaskan makanan yang disediakan sejak kemarin.
Walaupun demikian, "Banyak orang secara semberono baru menghentikan perkara-perkara yang kecil yang dapat dilakukan pada hari persediaan pada permulaan Sabat. Janganlah ini dilakukan. Pekerjaan yang dilalaikan sampai permulaan Sabat harus dihentikan sampai Sabat telah lewat." --Patriarchs and Prophets, hal 296, E.G. White.
"Ada pekerjaan lain yang harus mendapat perhatian pada hari persediaan. Pada hari ini segala perbedaan di antara sama saudara, apakah itu dalam keluarga atau dalam gereja, harus disingkirkan. Hendaklah segala kekesalan dan amarah dan dendam dikeluarkan dari jiwa. Dengan roh yang rendah hati, "hendaklah kamu masing-masing mengaku-akui dosamu di antara sama sendiri dan mendoa-doakan sama sendirimu, supaya kamu selamat." Yakub 5:16.
Sebelum Sabat mulai, pikiran dan tubuh harus ditarik kembali dari urusan duniawi. --Testimony for the Church, vol. 6, hal 356, E. G. White.
Kemudian setelah matahari terbenam di sebelah barat dan Sabat mulai, hendaklah kita menghimpunkan keluarga kita, menyanyikan pujian kepadaNya, membaca firmanNya dan mempersembahkan doa sebagai satu keluarga, bersatu dalam Kristus.
Sekali lagi bilamana matahari terbenam pada penutupan Sabat, keluarga kita harus dikumpulkan untuk menyatakan syukur kepadaNya atas berkat-berkat hari itu dan mempersembahkan hidup kita kembali kepadaNya dalam pelayanan kasih yang setiawan dalam pekan yang mendatang.
Ada sesuatu yang indah dalam pemeliharaan Sabat. Mengetahui bahwa saudara mengikuti kehendak Allah pada hari itu membawa kesukaan besar, kesenangan dan kepuasan. Karena saudara mengetahui bahwa hadirat Allah menyertai hari itu saudara akan merasa lebih dekat kepadaNya, karena hari itu bukan saja merupakan satu peringatan akan kejadian, tetapi merupakan satu peringatan akan kejadian kita kembali-orang Kristen yang dilahirkan kembali. Ini bukan bentuk yang legalistik, melainkan hubungan cinta di antara Tuhan Yesus Kristus dengan anak-anakNya.
Upacara gereja pada hari Sabat, perhimpunan bersama dengan orang lain yang juga mengikuti rencana Allah, akan mempersatukan segenap hati dalam kasih akan satu dengan yang lain yang tak dapat dilakukan oleh sesuatu perkara lain. Pusaka yang mulia yang diberikan Allah kepada kita!
Inilah Sabat yang telah datang kepada kita sejak pekan yang pertama dalam sejarah dunia, diasingkan oleh Allah, diberkati dan disucikan oleh Dia kemudian dianugerahkan kepada manusia demi kebaikannya dan dipelihara dengan kudus oleh pengikut-pengikut yang benar sepanjang seluruh sejarah umat manusia.
Bagaimana mungkin hari Minggu, yang 'ditandai dengan cap kekafiran dan dikristenkan dengan nama dewa matahari, tatkala diangkat dan dikuduskan oleh kemurtadan kepausan', mempunyai sesuatu arti yang istimewa dan suci bagi kita? Bagaimanakah pemeliharaan akan hari ini dapat menjadi suatu kehormatan kepada Allah?
Tidak lama lagi Allah akan mendirikan langit baru dan bumi yang baru, tempat yang akan kita tinggali untuk selama-lamanya. Di sana Sabat akan terus menjadi satu berkat bagi manusia. "Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapanKu, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. Bulan berganti bulan dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapanKu, firman TUHAN. Yesaya 66:22, 23.
Bagaimana dengan engkau, sahabat? Maukah saudara mengambil keputusan sekarang untuk memelihara Sabat, hari yang ketujuh, suci kepada Khalik dan Penebus? Kalau demikian, saudara akan mendapat kesempatan berbakti kepadaNya dari Sabat ke Sabat di dunia baru.
KESIMPULAN
Setelah dipelajari maka bila boleh diambil kesimpulan yang dipandang dari kaca mata Kristen berdasarkan Alkitab maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat Empat kelompok atau golongan agama didunia ini, yaitu sebagai berikut:Golongan Pertama:adalah golongan yang meninggikan hukum Taurat tetapi menolak Yesus.(Yahudi/umat Israel yang menolak Yesus).
Golongan Kedua: adalah golongan yang meninggikan Yesus tetapi menolak 10 Hukum. (Kristen Modern).
Golongan ketiga: adalah golongan yang menolak Yesus dan menolak HukumNya. (Diluar Kristen).
Golongan Keempat: adalah golongan yang meninggikan Yesus dan menuruti Hukum-hukumNya. (Inilah kelompok yang terdapat dalam WAHYU 14:12-13, yang telah anda pelajari; kelompok yang menuruti hukum-hukum Allah dan iman kepada Yesus!)
H I M B A U A N
Apabila anda bukan seorang penganut menguduskan hari Sabat dan bermaksud untuk menjadi seorang pengikut dalam menguduskan Hari Sabat itu tidak berarti anda meninggalkan semua hal yang telah anda yakini dan diketahui sebagai seorang Kristen Protestan atau Katolik. Sama sekali tidak! Semua kebenaran yang telah anda pelajari tentang Yesus didalam gerejamu harus dipelihara sungguh-sungguh lagi bilamana menjadi seorang penganut Hari Sabat!Anda hanya menambahkan kebenaran-kebenaran yang telah diketahui dan dimiliki yang sangat mendesak sekali dalam zaman ini yang telah ditemukan oleh umat yang memelihara Sabat Hari Yang Ketujuh itu yang ada di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Bilamana anda mengatakan bahwa sebagai seorang umat dari Jemaat atau Gereja yang memelihari Sabat Hari Yang Ketujuh anda memiliki "kebenaran" anda bukan menyombongkan diri. Karena kebenaran itu bukan kebenaranmu,melainkan "Kebenaran Allah" Anda hanya mengungkapkan dan menemukan Terang Allah itu.
Kebenaran itu adalah kebenaran Allah, maka Allah pula yang telah menyatakan itu dengan caranya sendiri; bukan untuk kebanggaan melainkan agar menyebarkannya kepada tiap-tiap orang yang mau mendengarkan diseluruh dunia ini, yaitu setiap orang yang untuknya Kristus telah menyerahkan nyawaNya supaya orang itu selamat!
Allah telah meletakkan kebenaran itu didalam genggaman anda. Sekarang Ia minta dengan sangat agar anda pergi memberitahukannya kepada dunia!
Jika Anda telah berada didalam kebenaran itu, apabila anda mengalami guncangan yang berat dalam gelombang kehidupan Anda baik itu masalah ekonomi masalah Rumah Tangga masalah kekasih Anda atau lainnya , "Tetaplah" didalam kandang, "Janganlah" anda keluar dari kebenaran! Walau apapun yang terjadi pertahankanlah Kebenaran itu hingga "Akhirnya!"
R U J U K A N
Carl Coffman, Frank Holbrook, Sekolah Sabat Dewasa Juli - September 1989, Kemenangan Sekarang ini Kemuliaan Masa Mendatang, Indonesia Publishing House 1989.E. G. White, Tulisan Tulisan Permulaan, Indonesia Publishing House 1985.
E. G. White, Kemenangan Akhir, Indonesia Publishing House 1990.
E. G. White, Allah Memelihara Kita, Indonesia Publishing House 1991.
Eddy Suhendro & A. Sandiwan Suharto, Ziarah Sang Abdi Bapa Suci Yohanes Paulus II, Panitia penyambutan Sri Paus 1989.
Frank Breaden, New Pictorial Aid For Bible Study, Australian Division of Sevent-Day Adventists, Wahroonga, New South Wales, Australian 1970.
Harold E. Metcalf, Penuntun Dasar Untuk Pemahaman Alkitab, diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia 1974.
Jeff Hammond MA. Thg, Annette Hammond BA, Peta Zaman, cetakan ke enam 1991, Yayasan Pekabaran Injil Immanuel.
Pdt. Rivai Burhanuddin, Persahabatan Umat Allah, Penerbit Persahabatan.
Pdt. BH. Panjaitan M. Div, Kumpulan Khotbah Pdt. L. E. Tucker, Tgl 21 - 28 April 1985, Balai Sidang Senayan, Yayasan Kabar Baik Jakarta 1985
Pdt. Ir. Timotius Subekti, Kitab Wahyu Rahasia Akhir Zaman, jilid III, Andi Offset 1988, Yogyakarta.
Prof. R. F. Cottrel, Perubahan Zaman, Malaysian Signs Press, Singapore 1927.
W. L. Wilcox, 7 Hari Perhentian, Indonesia Publishing house 1975, Bandung Indonesia.